Tuesday, August 15, 2017

Nissan Perkenalkan Teknologi e-Power Seperti Mobil Listrik Namun bermesin

Nissan Perkenalkan Teknologi e-Power yang digunakan di Nissan Note 


Tangerang Selatan, Otojatim.com Memasuki dunia mobil listrik. Tentunya, semua produsen saling berlomba membuat mobil dengan penggerak tersebut.  Beberapa ada yang sudah berhasil membuat full elektrik dan ada juga yang tetap bertahan dengan sistem hybrid. Namun, Nissan tidak mau ambil pusing, mereka pun sebenarnya sudah memiliki model full elektrik, yaitu Leaf. 

Cuma model ini terhambat oleh infrastruktur dan juga regulasi yang belum seragam. Meskipun di negara Eropa maupun Amerika Serikat, Nissan Leaf begitu digemari. Berbeda di Indonesia yang belum ada infrastruktur seperti charging station dan regulasi yang mengatur mobil listrik. Apalagi mobil ini tergolong tidak ada emisi sama sekali. 

Kali ini, Nissan berikan alternatif sekaligus solusi agar semua konsumen bisa merasakan mobil listrik. Selain itu, teknologi ini bisa menjadi adaptasi bagi pengguna kendaraan, dimana mereka masih bisa rasakan berkendara ala mobil konvensional. 

Dinamakan E-Power, sistem penggerak listrik dari Nissan yang sudah diperkenalkan pada Nissan Leaf dan mendapatkan penghargaan dalam setiap ajang. Kali ini, teknologi ini hadir di mobil Nissan Note. 

“Nissan e-Power menjadi solusi inovatif dalam ranah elektrifikasi di pasar yang sedang berkembang” ujar Eiichi Koito, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia. Bisa jadi, teknologi ini menjadi jembatan dari mesin konvensional dan listrik. Dimana belum semua orang bisa menerima kondisi tersebut. 


Cara kerja e-Power sendiri memadukan kedua model mobil listrik 


Mesin cuma jadi generator semata 

Dengan teknologi seperti e-Power, peranan mesin konvensional sendiri mulai berkurang. Namun, kerjanya tidak lagi sebagai penggerak. Melainkan hanya mengisi ulang tenaga yang tersedia di baterai. Nah, peranan baterai ini menjadi penggerak di mobil tersebut. 

“Sistemnya beroperasi begitu tenang, seperti kendaraan listrik sepenuhnya. Karena e-Power tidak terlalu bergantung pada mesin, maka efisiensi-nya sebanding dengan hybrid konvensional,” tukas Masayuki Ohsugi, General Manager R&D  Nissan Motor Indonesia. 

Untuk itu, bahan bakar yang dihabiskan oleh e-Power sendiri bisa dibilang begitu mirip dengan sistem hybrid yang digunakan oleh produsen saat ini. “Soal konsumsinya, bisa mencapai 35-37 Km/liter dan jarak tempuhnya bisa mencapai 1.300 KM dalam sekali pengisian bahan bakar.” ucap Ohsugi. 

Dengan konsumsi bahan bakar yang menyamai Hybrid konvensional, tentunya menjadi nilai plus bagi teknologi yang dibilang paling laris ini. Apalagi, kehadirannya di mobil seperti Note merupakan ujian sesungguhnya. 

Cara kerja yang begitu unik sekali

Dengan mesin sebagai generator, tentunya kita tidak merasakan sensasi deselerasi, akselerasi bahkan berhenti dengan suara mesin yang begitu nyaring sekali. Namun, Nissan berani mengatakan kalau sensasi itu tidak hilan di e-Power. Malah bisa melakukan pengisian daya juga lho. 

“Pada saat pengurangan kecepatan, mesin (Konvensional) berhenti dan sistem regeneratif pun akan bekerja seakan menambah daya ke baterai. Sehingga, tidak ada daya yang terbuang sama sekali. Semuanya, akan disalurkan kembali ke penyimpanan, yaitu baterai,” tambah Ohsugi. 

Nah, keunikan lainnya adalah untuk melakukan semua kegiatan baik akselerasi maupun deselerasi hanya dilakukan dari satu pedal saja. Ya, satu pedal untuk semuanya. Bayangkan, betapa mudah dan nyamannya bila semua kegiatan berkendara dilakukan di satu tempat. 

Sehingga pengguna pun tidak mudah lelah karena harus berpindah dari satu pedal ke pedal lainnya. Bahkan, mereka sudah gunakan sebuah teknologi yang bisa membaca kondisi pedal baik saat ditekan maupun dilepas. 

Solusi terbaik untuk pasar Indonesia? 

Dari semua penjelasan diatas, teknologi seperti ini sangatlah cocok dengan kondisi di Indonesia yang semuanya serba terbatas. Mulai dari infrastruktur sampai penggunaan mobil listrik sendiri. Hal ini disadari oleh Nissan Motor Indonesia.

Namun, kemunculannya di Indonesia harus tertunda karena beragam masalah mulai dari aturan sampai regulasi yang belum jelas. “Pastinya kami menunggu kebijakan dari pihak pemerintah sebagai regulator. Tapi kami memastikan tidak lama lagi mobil ini akan hadir di tengah masyarakat Indonesia.” tukas Koito. 


Selain itu, Koito juga berkomitmen untuk mengembangkan penggerak listrik ini sebagai cara untuk memenuhi beragam kondisi pasar. Terutama pasar seperti Indonesia yang sedang berkembang. 
Disqus Comments